Pada
penelitian ini dilakukan perancangan charge
and discharge battery controller menggunakan Arduino Uno (mikrokontroller
Atmega 328p). Rancangan alat ini terdiri dari beberapa komponen utama yaitu
panel surya sebagai sumber arus listrik DC, komponen eletronika seperti mosfet,
resistor, dioda dan lain-lain yang berbasis mikrokontroller Atmega 328 yang
sudah di program, baterai sebagai penyimpan energi listrik dan lampu DC sebagai
beban. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencegah baterai dari kerusakan saat pengisian
dan pemakaian baterai.
Showing posts with label elektro. Show all posts
Showing posts with label elektro. Show all posts
Wednesday, November 2, 2016
Wednesday, August 3, 2016
Bagian – bagian pada baterai jenis lead acid
Gambar Bagian – bagian pada baterai
jenis lead acid
1. Positive plate (anoda)
Plat yang berbentuk pipa lurus
yang berbahan timah peroksida (PbO2).
2.
Negative plate (katoda)
Plat yang berbentuk jaring yang berbahan timah murni
(Pb).
3.
Separator
Pemisah antara elektroda positif dan negatif.
4.
Baterai case
Sebagai wadah untuk
baterai yang tahan terhadap asam.
5.
Positive and negative terminal
Penghubung setiap sel positif dan sel negatif pada
baterai.
6.
Cell vent
Sebagai tempat pengisian elektrolit.
7.
Cell
Sel-sel dalam baterai.
8.
Cell partions
Pembatas antar sel pada baterai.
9.
Intercell connector
Perekat antara anoda dengan katoda.
Monday, December 28, 2015
Perhitungan Kapasitor Bank Delta dan Bintang
Pada sistem
tiga fasa, rangkaian hubungan kapasitor
dapat berupa hubung
delta dan hubung bintang. Bila daya reaktif dari kapasitor tiga
fasa diketahui , maka besarnya kapasitansi dari kapasitor dapat dihitung, baik
hubungan delta maupun bintang.
· - Hubungan Delta
Monday, October 20, 2014
Pengertian Flashover & Sparkover
Flashover
Flashover adalah gangguan yang terjadi berupa
loncatan api yang terjadi antar isolator atau kompenen listrik tegangan tinggi.
Hal ini dapat terjadi akibat gagalnya isolasi dari sistem tegangan tinggi
tersebut.
Kegagalan listrik pada isolator dapat disebabkan
oleh adanya rongga-rongga kecil pada dielektrik padat (porselen) atau
disebabkan terjadinya flashover di sepanjang permukaan isolator.
Rongga-rongga kecil pada isolator ditimbulkan karena isolator dibuat kurang sempurna pada saat pembuatan, dengan demikian karakteristik listrik dari isolator tersebut kurang baik. Rongga kecil pada isolator lama-kelamaan akan menyebabkan kerusakan mekanik pada isolator. Terjadinya flashover menyebabkan kerusakan pada isolator oleh karena panas yang dihasilkan busur di sepanjang permukaan isolator.
Oleh sebab itu isolator harus dibuat sedemikian rupa sehingga tegangan pada rongga kecil lebih tinggi dari pada tegangan yang menyebabkan flashover. Kegagalan lewat denyar (flashover) berawal dari terbentuknya pita kering (dry band). Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa terbentuknya lapisan konduktif di permukaan isolator diakibatkan oleh adanya polutan yang menempel. Lapisan yang terbentuk di permukaan isolator ini menyebabkan mengalirnya arus bocor (leakage current).
Dengan mengalirnya arus bocor, terjadi pemanasan di lapisan tersebut. Lapisan ini dapat membentuk pita kering (dry band) akibat dialiri arus bocor secara terus menerus. Pada tegangan tertentu, kondisi ini dapat menyebabkan pelepasan muatan melintasi pita kering. Pelepasan muatan dapat memanjang sehingga terbentuk busur listrik (arc) dan terjadi lewat denyar (flashover) yang melalui seluruh permukaan isolator.
Rongga-rongga kecil pada isolator ditimbulkan karena isolator dibuat kurang sempurna pada saat pembuatan, dengan demikian karakteristik listrik dari isolator tersebut kurang baik. Rongga kecil pada isolator lama-kelamaan akan menyebabkan kerusakan mekanik pada isolator. Terjadinya flashover menyebabkan kerusakan pada isolator oleh karena panas yang dihasilkan busur di sepanjang permukaan isolator.
Oleh sebab itu isolator harus dibuat sedemikian rupa sehingga tegangan pada rongga kecil lebih tinggi dari pada tegangan yang menyebabkan flashover. Kegagalan lewat denyar (flashover) berawal dari terbentuknya pita kering (dry band). Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa terbentuknya lapisan konduktif di permukaan isolator diakibatkan oleh adanya polutan yang menempel. Lapisan yang terbentuk di permukaan isolator ini menyebabkan mengalirnya arus bocor (leakage current).
Dengan mengalirnya arus bocor, terjadi pemanasan di lapisan tersebut. Lapisan ini dapat membentuk pita kering (dry band) akibat dialiri arus bocor secara terus menerus. Pada tegangan tertentu, kondisi ini dapat menyebabkan pelepasan muatan melintasi pita kering. Pelepasan muatan dapat memanjang sehingga terbentuk busur listrik (arc) dan terjadi lewat denyar (flashover) yang melalui seluruh permukaan isolator.
Sparkover
Sparkover adalah gangguan yang terjadi antar isolator akibat
faktor isolasi yang kurang maksimal. Biasanya terjadi akibat gagal isolasi pada
udara, padat dan cair. Gangguan ini akan menimbulkan percikan api. Terbentuknya pita kering ini
menyebabkan gangguan medan listrik di
sepanjang permukaan sehingga terjadi
tegangan percikan (spark over) dan menimbulkan pelepasan muatan di daerah tertentu.
Pita kering memiliki tahanan arus
merayap yang lebih besar daripada daerah
yang masih basah. Dengan demikian, tegangan jatuh yang terjadi di daerah kering (ΔV) lebih besar daripada tegangan jatuh di
daerah basah (ΔV’). Pada jarak d1 yang sama dengan d2, tegangan jatuh ini menimbulkan kuat medan yang besar sehingga udara
diantaranya tidak kuat menahan medan
tersebut dan terjadi pelepasan muatan
(discharge).
Saturday, March 16, 2013
Catu Daya
Catu daya atau power
supply merupakan suatu rangkaian elektronik yang mengubah arus listrik
bolak-balik menjadi arus listrik searah. Catu daya menjadi bagian yang penting
dalam elektonika yang berfungsi sebagai sumber tenaga listrik misalnya pada
baterai atau accu. Catu daya (Power Supply) adalah sebuah perangkat yang
memasok listrik energi untuk satu atau lebih beban listrik. Istilah ini paling
sering diterapkan ke perangkat yang mengubah satu bentuk energi listrik yang
lain, meskipun juga dapat merujuk ke perangkat yang mengkonversi bentuk energi
lain (misalnya, mekanik, kimia, solar) menjadi energi listrik. Secara umum
prinsip rangkaian catu daya terdiri atas komponen utama yaitu ; transformator,
dioda dan kondensator. Dalam pembuatan rangkaian catu daya, selain menggunakan
komponen utama juga diperlukan komponen pendukung agar rangkaian tersebut dapat
berfungsi dengan baik. Komponen Pendukung tersebut antara lain : sakelar,
sekering ( fuze ), lampu indicator, voltmeter dan amperemeter, jack dan plug,
Printed Circuit Board ( PCB ), kabel dan steker, serta Chasis. Baik komponen
utama maupun komponen pendukung sama sama berperan penting dalam rangkaian catu
daya.
Catudaya atau power supply merupakan suatu rangkaian elektronic yang mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah. Hampir semua peralatan elektronik membutuhkan catudaya agar dapat berfungsi.
Komponen Utama dan Pendukung Catu Daya
1. Trafo (Penurun Tegangan)
Trafo atau transformator merupakan komponen utama dalam membuat rangkaian catu daya yang berfungsi untuk mengubah tegangan listrik. Trafo dapat menaikkan dan menurunkan tegangan. Berdasarkan tegangan yang dikeluarkan dari belitan scundair dibagi menjadi 2 yaitu:
a). Step up (penaik tegangan) apabila tegangan belitan scundair yang kita butuhkan lebih tinggi dari tegangan primair ( jala listrik).
b). Step down (penurun tegangan) apabila tegangan belitan scundair yang kita butuhkan lebih rendah dari tegangan primair (jala listrik).
Berdasarkan pemasangan gulungannya dikenal 2 (dua) macam trafo yaitu:
a). Trafo tanpa center tap (CT)
b). Trafo dengan center tap (CT)
2. Dioda Rectifier (Penyearah)
Peranan rectifier dalam rangkaian catu daya adalah untuk mengubah tegangan listrik AC yang berasal dari trafo step- down atau trafo adaptor menjadi tegangan listrik arus searah DC.
a). Penyearah Setengah Gelombang
Dalam komponen elektronika penyearah setengah gelombang disebut juga Half Wave Rectifier.
b).Penyearah Gelombang Penuh
Dalam komponen elektronika penyearah gelombang penuh disebut juga Full Wave Rectifier.
3. Filter (Penyaring)
Penyaring atau filter merupakan bagian yang terdiri dari kapasitor yang berfungsi sebagai penyaring atau meratakan tegangan listrik yang berasal dari rectifier. Selain menggunakan filter juga menggunakan resistor sebagai tahanan.
4. Stabilizer dan Regulator
Stabilizer dan regulator adalah bagian yang terdiri dari komponen dioda zener, transistor, komponen IC atau kombinasi dari ketiga komponen tersebut. Komponen ini berfungsi sebagai penstabil dan pengatur tegangan (regulator) yang berasal dari rangkaian penyaring.
Selain komponen utama dalam pembuatan rangkaian catu daya juga menggunakan berbagai komponen pendukung lainnya seperti sakelar, sekering, lampu indicator, voltmeter, multimeter, PCB ( Printed Circuit Board) dan berbagai komponen pendukung lainnya.
Catudaya atau power supply merupakan suatu rangkaian elektronic yang mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah. Hampir semua peralatan elektronik membutuhkan catudaya agar dapat berfungsi.
Komponen Utama dan Pendukung Catu Daya
1. Trafo (Penurun Tegangan)
Trafo atau transformator merupakan komponen utama dalam membuat rangkaian catu daya yang berfungsi untuk mengubah tegangan listrik. Trafo dapat menaikkan dan menurunkan tegangan. Berdasarkan tegangan yang dikeluarkan dari belitan scundair dibagi menjadi 2 yaitu:
a). Step up (penaik tegangan) apabila tegangan belitan scundair yang kita butuhkan lebih tinggi dari tegangan primair ( jala listrik).
b). Step down (penurun tegangan) apabila tegangan belitan scundair yang kita butuhkan lebih rendah dari tegangan primair (jala listrik).
Berdasarkan pemasangan gulungannya dikenal 2 (dua) macam trafo yaitu:
a). Trafo tanpa center tap (CT)
b). Trafo dengan center tap (CT)
2. Dioda Rectifier (Penyearah)
Peranan rectifier dalam rangkaian catu daya adalah untuk mengubah tegangan listrik AC yang berasal dari trafo step- down atau trafo adaptor menjadi tegangan listrik arus searah DC.
a). Penyearah Setengah Gelombang
Dalam komponen elektronika penyearah setengah gelombang disebut juga Half Wave Rectifier.
b).Penyearah Gelombang Penuh
Dalam komponen elektronika penyearah gelombang penuh disebut juga Full Wave Rectifier.
3. Filter (Penyaring)
Penyaring atau filter merupakan bagian yang terdiri dari kapasitor yang berfungsi sebagai penyaring atau meratakan tegangan listrik yang berasal dari rectifier. Selain menggunakan filter juga menggunakan resistor sebagai tahanan.
4. Stabilizer dan Regulator
Stabilizer dan regulator adalah bagian yang terdiri dari komponen dioda zener, transistor, komponen IC atau kombinasi dari ketiga komponen tersebut. Komponen ini berfungsi sebagai penstabil dan pengatur tegangan (regulator) yang berasal dari rangkaian penyaring.
Selain komponen utama dalam pembuatan rangkaian catu daya juga menggunakan berbagai komponen pendukung lainnya seperti sakelar, sekering, lampu indicator, voltmeter, multimeter, PCB ( Printed Circuit Board) dan berbagai komponen pendukung lainnya.
Dioda (2)
Fungsi dioda antara lain
1. Untuk penyerah arus
2. Sebagai catu daya
3. Sebagai penyaring atau
pendeteksi dan
4. Untuk stabilisator
tegangan
Berdasarkan bahannya terdapat berbagai jenis dioda
antara lain :
1. Dioda silicon
2. Dioda germanium
3. Dioda zener dan
4. LED (Light Emitting
Dioda)
Selain sebagai penyearah arus, dioda juga dapat
dipakai sebagai detector yaitu untuk mendeteksi sinyal-sinyal kecil. Dioda
zener dipakai sebagai stabilisator tegangan catu daya. LED (Light Emitting
Dioda) yaitu dioda yang dapat memancarkan cahaya biasanya dipakai sebagai lampu
control. Dioda sebagai penyearah arus mempunyai rangkaian sebagai berikut
:
1. Penyearah setengah
gelombang (half wave)
2. Penyearah gelombang
penuh (full wave)
Dioda
Dioda adalah komponen semiconductor yang paling sederhana, ia terdiri
atas dua elektroda yaitukatoda dan anoda.
Ujung badan dioda biasanya diberi bertanda, berupa gelang atau berupa titik, yang menandakan letak katoda.
Dioda juga merupakan piranti non-linier karena grafik arus terhadap tegangan bukan berupa garis lurus, hal ini karena adanya potensial penghalang (Potential Barrier). Ketika tegangan dioda lebih kecil dari tegangan penghambat tersebut maka arus dioda akan kecil, ketika tegangan dioda melebihi potensial penghalang arus dioda
akan naik secara cepat
Ujung badan dioda biasanya diberi bertanda, berupa gelang atau berupa titik, yang menandakan letak katoda.
Dioda juga merupakan piranti non-linier karena grafik arus terhadap tegangan bukan berupa garis lurus, hal ini karena adanya potensial penghalang (Potential Barrier). Ketika tegangan dioda lebih kecil dari tegangan penghambat tersebut maka arus dioda akan kecil, ketika tegangan dioda melebihi potensial penghalang arus dioda
akan naik secara cepat
Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.
Bipolar Junction Transistor
Transistor merupakan dua dioda dengan dua persambungan ( bi junction ).Dilihat dari susunan materialnya ada dua jenis transistor, yaitu transistor PNP dan NPN. Ujung-ujung terminal transistor masing-masing disebut emitor, basis dan kolektor. Pada simbol transistor basis selalu berada di tengah di antara emitor dan kolektor. Transistor ini disebut transistor bipolar, karena struktur dan prinsip kerjanya bergantung pada perpindahan elektron dari kutub negatif mengisi kekurangan elektron (hole) ke kutub positif. Fungsi utama pembuatan transistor adalah sebagai penguat (amplifier). Karena sifatnya, transistor ini dapat digunakan dalam keperluan lain, misalnya sebagai suatu saklar elektronis. Susunan fisik transistor merupakan sambungan dari bahan semikonduktor tipe P dan tipe N
Tuesday, March 12, 2013
Frekuensi Radio dan Aplikasinya
Frekuensi
|
Singkatan
|
Band Frekuensi
|
Aplikasi
|
Extremely low frequency
|
ELF
|
3 – 30 Hz
|
Komunikasi dengan bawah laut
|
Super low frequency
|
SLF
|
30 – 300 Hz
|
Komunikasi dengan bawah laut
|
Ultra low frequency
|
ULF
|
300 – 3000 Hz
|
Komunikasi dalam pertambangan
|
Very low frequency
|
VLF
|
3 – 30 kHz
|
Komunikasi di bawah laut
|
Low frequency
|
LF
|
30 – 300 kHz
|
Aeronotika, navigasi, radio transoseanik
|
Medium frequency
|
MF
|
300 kHz – 3 MHz
|
Siaran radio AM
|
High frequency
|
HF
|
3 – 30 MHz
|
Radio amatir
|
Very high frequency
|
VHF
|
30 – 300 MHz
|
Siaran radio FM dan televisi
|
Ultra high frequency
|
UHF
|
300 MHz – 3 GHz
|
Televisi dan handphone
|
Super high frequency
|
SHF
|
3 – 30 GHz
|
Wireless LAN
|
Extremely high frequency
|
EHF
|
30 – 300 GHz
|
Radio astronomi
|
Tremendously high frequency
|
THF
|
300 GHz - 3000 GHz
|
Radio amatir
|
Saturday, March 2, 2013
Op - Amp (Operational Amplifier)
Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar, yaitu rangkaian penguat inverting, non-inverting differensiator dan integrator.
I. Pengertian Dasar Op-Amp
Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering dipakai antara lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling dasar, yaitu rangkaian penguat inverting, non-inverting differensiator dan integrator.
Pada Op-Amp memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik) yaitu feedback negatif dan feedback positif dimana Feedback negatif pada op-amp memegang peranan penting. Secara umum, umpanbalik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik negatif menghasilkan penguatan yang dapat terukur.
Op-amp ideal
Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp ada yang dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya. Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran rangkaian negative feedback (umpanbalik negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite).
Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM741 memiliki impedansi input Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga arus input op-amp LM741 mestinya sangat kecil.
Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-amp berdasarkan karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan golden rule, yaitu :
Aturan 1: Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol (v+ - v- = 0 atau v+ = v- )
Aturan 2: Arus pada input Op-amp adalah nol (i+ = i- = 0)
Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa rangkaian op-amp.
Subscribe to:
Posts (Atom)